Keanekaragaman hayati mangrove merupakan komponen penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Hutan mangrove tidak hanya berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pantai dari erosi dan badai, tetapi juga menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Blog Arudam akan mengulas secara mendalam tentang Keanekaragaman Hayati mangrove, perannya dalam ekosistem pesisir, ancaman yang dihadapinya, serta upaya pelestariannya.
Apa Itu Mangrove?
Mangrove adalah jenis vegetasi yang tumbuh di daerah pasang surut pantai tropis dan subtropis. Tanaman ini memiliki adaptasi khusus untuk hidup di lingkungan yang salinitasnya tinggi, tanah berlumpur, dan terendam air. Beberapa jenis mangrove yang umum dijumpai di Indonesia antara lain Rhizophora, Avicennia, dan Sonneratia.
Keanekaragaman Hayati di Hutan Mangrove
Flora
Hutan mangrove terdiri dari berbagai jenis tanaman yang mampu hidup dalam kondisi ekstrem. Beberapa jenis tanaman mangrove yang umum ditemukan di Indonesia meliputi:
- Rhizophora: Memiliki akar tunjang yang kuat dan membantu menstabilkan tanah.
- Avicennia: Dikenal dengan akar napasnya yang keluar dari tanah untuk mengambil oksigen.
- Sonneratia: Memiliki akar yang berbentuk seperti pensil dan berfungsi untuk respirasi.
Fauna
Mangrove adalah habitat bagi banyak spesies hewan, termasuk:
- Ikan: Banyak jenis ikan, seperti bandeng dan kakap, menggunakan hutan mangrove sebagai tempat berkembang biak dan mencari makan.
- Crustacea: Udang dan kepiting mangrove adalah contoh fauna yang sangat bergantung pada ekosistem ini.
- Burung: Hutan mangrove menyediakan tempat bertengger dan bersarang bagi berbagai jenis burung migran.
- Mamalia: Beberapa mamalia kecil, seperti monyet ekor panjang, sering ditemukan di hutan mangrove.
Peran Keanekaragaman Hayati Mangrove dalam Ekosistem Pesisir
Keanekaragaman hayati mangrove memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir, antara lain:
- Penahan Erosi Pantai: Akar mangrove yang kuat membantu menahan tanah dan mencegah erosi akibat gelombang laut.
- Pelindung dari Badai dan Tsunami: Hutan mangrove bertindak sebagai penghalang alami yang meredam kekuatan badai dan tsunami sebelum mencapai daratan.
- Penyerapan Karbon: Mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon yang tinggi, sehingga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.
- Sumber Penghidupan: Masyarakat pesisir banyak yang bergantung pada hutan mangrove untuk mencari ikan, kayu, dan bahan baku lainnya.
Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati Mangrove
Hutan mangrove menghadapi berbagai ancaman, baik dari aktivitas manusia maupun perubahan lingkungan, antara lain:
- Konversi Lahan: Pembukaan lahan untuk tambak, pertanian, dan pemukiman sering mengakibatkan hilangnya hutan mangrove.
- Polusi: Limbah industri dan rumah tangga yang mengalir ke daerah pesisir dapat merusak ekosistem mangrove.
- Perubahan Iklim: Kenaikan permukaan laut dan perubahan pola cuaca dapat mempengaruhi kesehatan hutan mangrove.
- Penebangan Liar: Eksploitasi kayu mangrove untuk bahan bangunan dan kayu bakar masih menjadi masalah di beberapa daerah.
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Mangrove
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melestarikan keanekaragaman hayati mangrove meliputi:
- Rehabilitasi dan Restorasi: Penanaman kembali mangrove di daerah yang telah rusak atau hilang.
- Penetapan Kawasan Konservasi: Melindungi area mangrove dengan menetapkannya sebagai kawasan konservasi atau taman nasional.
- Pendidikan dan Penyuluhan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mangrove melalui pendidikan dan penyuluhan.
- Pengelolaan Berkelanjutan: Mengimplementasikan praktik pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Contoh Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Mangrove
Sebagai bentuk kepedulian PGN Saka melalui Saka Indonesia Pangkah Ltd (SIPL) dalam pelestarian lingkungan hidup, SIPL menetapkan kawasan Banyuurip Mangrove Center (BMC) Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik sebagai lokasi program konservasi keanekaragaman hayati (Kehati) dan kawasan penelitian.
Upaya konservasi Saka Indonesia Pangkah Limited merupakan wujud dan komitmen perusahaan dalam mempertahankan dan memulihkan fungsi ekosistem serta perlindungan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Sejak 2014, PGN Saka bersama beberapa pihak lain melakukan pemulihan dan perluasan mangrove di Kecamatan Ujungpangkah. Gugusan mangrove di Ujung Pangkah, termasuk di Desa Banyuurip, telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) oleh Pemprov Jatim melalui SK Gubernur Jawa Timur nomor 188/233/KPTS/013/2020 dengan luas area 1.554,27 hektar, dimana luasan KEE yang berada dalam wilayah administrasi Desa Banyuurip adalah 127,61 Ha.
Peraturan ini diikuti dengan regulasi mengenai pengelolanya melalui Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188/122/KPTS/013/2021, dimana Saka Indonesia Pangkah Limited merupakan bagian dari tim pengelola di bidang konservasi. Dalam regulasi ini disebutkan bahwa untuk mengelola KEE Ujungpangkah, dibentuk suatu keorganisasian lintas instansi yang bekerja selama 3 tahun sejak aturan diterbitkan.
Kesimpulan
Keanekaragaman Hayati mangrove memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung padanya. Dengan upaya pelestarian yang tepat, kita dapat memastikan bahwa hutan mangrove tetap menjadi bagian penting dari ekosistem pesisir yang sehat dan berkelanjutan. Melalui pendidikan, konservasi, dan praktik pengelolaan yang berkelanjutan, keanekaragaman hayati mangrove dapat terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Keanekaragaman Hayati Mangrove: Kunci Pelestarian Ekosistem Pesisir